Bali Timur - Tirtagangga

Sudah lama banget membiarkan laman blog ini kosong, bahkan sampai hampir lupa alamatnya. Padahal seharusnya kemampuan menulis diasah dengan melakukannya secara konstan. Ya sudah selama blog ini belum ditutup sama google masih belum terlambat untuk menulis lagi meskipun dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Kali ini saya akan menulis beberapa cerita perjalanan selama liburan ke Bali di akhir thaun 2019 kemarin.

Untuk pilihan wisata di Bali saya tidak terlalu suka dengan lokasi-lokasi yang ramai meskipun popular seperti Kawasan Kuta, GWK, Uluwatu, apalagi dalam situasi liburan Natal – Tahun Baru ini, kebayang ramainya destinasi-destinasi tersebut. Meskipun tidak dipungkiri daya tarik tempat-tempat tersebut baik karena keindahan alam atau seni budayanya. Namun dalam beberapa tahun terakhir sejak diperkenalkan adik saya ke lokasi wisata utara dan timur Bali saya jadi cenderung memilih arah sana. Selain tempatnya tidak terlalu ramai, juga keindahan alam yang masih alami serta budaya yang masih kental memiliki daya pikat tersendiri. Kemungkinan area Timur ini tidak seramai daerah selatan seputar Kuta – Denpasar adalah satu karena posisi nya dekat dengan bandara Ngurah Rai, kedua promosi pariwisata dari pemerintah daerah serta pembangunan infrastrukturnya yang lebih dulu maju.

Liburan kali ini keluarga kami bertujuh memilih wisata ke Bali road trip alias bawa mobil sendiri. Memang start dari rumah keluarga besar saya yang terletak di hampir ujung timur Jawa menguntungkan secara jarak ke Bali via darat menjadi lebih dekat. Setelah melewati penyebrangan Ketapang-Gilimanuk yang saat itu tidak terlalu padat (karena belum masuk tahun baru) kami lanjutkan perjalanan melalui jalur utara menuju Singaraja. Di kota Singaraja hanya berhenti sejenak  untuk isi BBM dan sarapan lalu berlanjut ke tujuan kami di daerah Karangasem.

Karangasem merupakan salah satu kabupaten di ujung timur pulau Bali dengan pusat kota Amlapura. Gunung tertinggi di Bali gunung Agung terletak di kabupaten ini. Karangasem memiliki banyak pantai dan laut yang indah di sisi utara, timur dan selatannya, namun tidak terlalu popular untuk wisata pantainya. Area laut di sini lebih terkenal sebagai spot diving dan masih jarang dieksplor oleh wisatawan domestik seperti pantai Amed, Tulamben, Virgin beach dan Candidasa. Secara umum wilayah Bali timur memang lebih banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dibanding wisatawan domestik. Mungkin mirip saya ya, turis-turis asing lebih suka tempat yang sepi dan alami, hehe.
  


Tujuan pertama kami adalah ke taman wisata Tirtagangga. Dari Namanya mungkin sudah kebayang tempat ini adalah obyek wisata berbau air. Serupa dengan Tirta Empul, tempat ini merupakan kolam dengan aliran mata air dari gunung Agung. Oleh masyarakat dipercaya sumber air di sini merupakan semacam duplikasi dari air sungai Gangga di India yang disucikan dan sering dipakai dalam berbagai ritual. Mandi di mata air ini pada bulan purnama dipercaya dapat memberi kesehatan dan menjadi awet muda.




Tempat yang dibangun oleh raja Karangasem Anak Agung Anglurah Ketut ini menawarkan keindahan dari perpaduan kolam air luas, air mancur dan ornamen bergaya Bali, Ikan Koi jumbo, bunga teratai dan lotus, serta keasrian pohon-pohon besar di sekelilingnya. Karena memang musim liburan, pengunjung tempat ini sangat ramai sehingga agak sulit untuk dapat spot foto yang oke. Tapi tak apalah, tak tertangkap oleh kamera yang penting keindahan dan kenangan di tempat ini bisa ditangkap oleh mata dan dinikmati oleh jiwa. Kita bisa bercengkrama dengan ikan-ikan besar di kolam sambal memberinya makan, tapi jangan sembarangan ya, makanan ikan harus dibeli di pedagang yang ada di luar loket masuk. Harganya hanya sekitar 5000 an saja. 
Harga tiket masuk saat liburan akhir tahun 2019 ini Rp 25.000 untuk wisatawan domestik. Pernah baca di artikel lain harganya Rp 15.000. Jadi harga saat ini mungkin naik permanen atau naik selama liburan saja. 





Setelah lelah dan ngantuk berkeliling, kami singgap sebentar di café yang ada di area parkir untuk menikmati kopi dan minuman lainnya. Meskipun ramai orang, namun keindahan Tirtagangga cukup menjadi obat menghilangkan lelah di perjalanan dan membuat kami ceria.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MM UGM Jakarta

Tanjung Keluang

Taman Nasional Tanjung Puting