Membangun Meaning

Saya sangat tergugah dengan artikel yang ditulis Rhenald Kasali di Kompas. Ironisnya, artikel di rubrik bisnis keuangan ini malah tidak membahas bagaimana mendapat uang seperti artikel lain di rubrik yang sama, melainkan bagaimana nilai uang bisa dikalahkan dengan harapan untuk mendapat hal yang lebih berarti.
Link artikel nya klik di sini.

Iya, di sana dituliskan tentang perjalanan manusia-manusia idealis yang sudah sangat jarang ditemukan di jaman serba pragmatis ini. Jangan membangun karir demi mendapat banyak uang dari jalan yang halal, dari jalan yang haram saja sudah sangat biasa.

Bagaimanapun, bagi saya artikel seperti ini bagai memberi seteguk air di tengah dahaga. Bahwa uang tidak selalu memberi kepuasan batin bila tidak diimbangi dengan memberikan satu nilai bermanfaat untuk orang lain, apalagi mereka yang membutuhkan. Sebaliknya "kekurangan" materi tetap memberikan kebahagiaan bila kita berbuat hal luar biasa yang dapat menyelamatkan manusia, bumi, ideologi dan prinsip, atau apapun yang kita yakini benar dengan partisipasi dan pengorbanan apapun yang bisa kita lakukan.

Pas banget dengan kondisi saya yang lagi galau-galaunya di tempat kerja, yang sebetulnya sangat saya cintai ini, namun menjadi seolah tidak berarti karena banyak oknum yang merusak situasi. Memang benar, selama kita menyukai pekerjaannya, siapapun orang yang ada di sana tidak perlu dianggap. Tapi kalau pelaksana termasuk leadernya membuat kita tidak betah dengan pekerjaannya, maka langkah terbaik menurut saya adalah dengan mengundurkan diri.

Setidaknya di perusahaan saya ada sistem unpaid leave, jadi saya bisa mencoba berhenti tanpa digaji, dan bisa kembali bila memungkinkan.

Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, hanya memohon ridho Allah Swt karena tiada daya dan kekuatan melainkan darinya, saya ambil keputusan ini. Dan saya berharap waktu saya akan dapat saya manfaatkan untuk membangun meaning.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MM UGM Jakarta

Tanjung Keluang

Taman Nasional Tanjung Puting